Halaman

Minggu, 13 Oktober 2013

Bahasa Indonesia Mengikat Rusia


Elizabeta Blesnova misalnya, salah satu lulusan Institut Negeri-negeri Asia dan Afrika (ISAA) dibawah Moscow State University, memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang sangat bagus, baik lisan maupun tulisan. Wanita muda yang biasa dipanggil Liza ini kini bekerja menjadi salah seorang penterjemah di KBRI Moskow.

Minggu, 13 Oktober 2013 13:40Fath|
Bahasa Indonesia Mengikat Rusia
Suasana Proses Belajar-Mengajar Bahasa Indonesia di KBRI Moskow | Dok.KBRI Moskow

Bahasa Indonesia sudah lama menjadi salah satu pengikat hubungan baik antara Indonesia dan Rusia. Sejumlah universitas di Rusia sudah mengajarkan Bahasa Indonesia sejak puluhan tahun lalu dan hingga kini tetap menjadi salah satu pilihan favorit para mahasiswa.MOSKOW | POL
Elizabeta Blesnova misalnya, salah satu lulusan Institut Negeri-negeri Asia dan Afrika (ISAA) dibawah Moscow State University, memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang sangat bagus, baik lisan maupun tulisan. Wanita muda yang biasa dipanggil Liza ini kini bekerja menjadi salah seorang penterjemah di KBRI Moskow.
“Sejak lulus dari program Master di bidang ekonomi dengan kekhususan ekonomi pembangunan di Indonesia tahun 2003, saya bekerja menjadi penterjemah di KBRI Moskow”, ujar Liza dengan bahasa Indonesianya yang fasih.
Liza hanyalah salah satu dari sekian banyak generasi muda Rusia yang mampu berbahasa Indonesia dengan baik. Selain lulusan ISAA juga terdapat lulusan dari Institut Ketimuran di Moskow, Institut Hubungan Luar Negeri di Moskow (MGIMO), Saint Petersburg State University dan Far Eastern Federal University (FEFU) di Vladivostok yang dapat berbahasa Indonesia. Saat ini Bahasa Indonesia masih tetap menjadi salah satu pilihan favorit di lima universitas tersebut.
Pengajaran Bahasa Indonesia di Rusia di mulai sejak tahun 1955 tidak lama setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Rusia. Dimulai dengan dikirimnya Profesor Oentoyo untuk mengajarkan Bahasa Indonesia di Moscow State University kemudian berlanjut di sejumlah universitas lain di Uni Soviet masa itu. Para alumni bidang studi Indonesia ini sudah cukup banyak dan tersebar di beberapa kota di Rusia dan negara-negara eks Uni Soviet lainnya dan menggeluti berbagai bidang, antara lain menjadi diplomat, dosen, pengusaha, penterjemah dan lain-lain.
Meskipun belum sebesar Pusat Kebudayaan Rusia atau Goethe Institut yang menjadi pusat pengajaran bahasa di berbagai negara di dunia, KBRI Moskow juga membuka kelas Bahasa Indonesia bagi orang-orang Rusia yang berminat mempelajari Bahasa Indonesia. Untuk tahun ajaran 2013/2014, kursus Bahasa Indonesia di KBRI Moskow dimulai pada hari Selasa (8/10) untuk kelas intermediate yang diikuti sejumlah mahasiswa dan alumni jurusan Bahasa Indonesia dan Rabu (9/10) untuk kelas beginner.
Menurut Pratomo Adi Nugroho, Sekretaris II Pensosbud KBRI Moskow, peminat kursus Bahasa Indonesia di KBRI Moskow ini cukup besar dan beragam, mulai dari mahasiswa tahun pertama, alumni jurusan Bahasa Indonesia, pengusaha hingga seorang professor. Untuk hari-hari pertama tercatat 17 orang peserta dan akan terus bertambah.
Evgeny Kanaev, Profesor bidang ekonomi, politik dan isu-isu keamanan di wilayah Asia Tenggara pada Sekolah Tinggi Ekonomi di Moskow yang pada tahun 2011 juga terpilih mengikuti program “Presidential Friends of Indonesia”, sangat tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan mengikuti kursus di KBRI Moskow.
“Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat digunakan untuk lebih mengembangkan hubungan antar bangsa, termasuk hubungan Indonesia dan Rusia. Dengan semakin berkembangnya hubungan kedua negara, mempelajari Bahasa Indonesia menjadi sebuah keharusan”, ujar Kanaev.
Pembukaan kelas Bahasa Indonesia di KBRI Moskow ini juga mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari para dosen Bahasa Indonesia di Institut Negara-negara Asia dan Afrika. Ibu Ludmila Demedyuk yang baru saja meluncurkan buku pelajaran Bahasa Indonesia bagi orang Rusia misalnya, sangat menyarankan mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia di ISAA untuk mengikuti kursus di KBRI Moskow.
“Mendengarkan Bahasa Indonesia dari penutur asli tentu akan berbeda dan menarik dibandingkan mendengarkannya dari penutur asing”, demikian disampaikan Ludmila Demedyuk.
Pengajaran Bahasa Indonesia di KBRI Moskow ini diberikan oleh sejumlah guru dari Sekolah Indonesia Moskow dan staf KBRI Moskow. Netty Kurniati yang berlatar belakang jurusan Bahasa Indonesia di UN Jakarta ini juga memiliki bekal pengajaran BIPA atau Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Selain mengajar di Sekolah Indonesia Moskow dan memberikan kursus di KBRI Moskow, Netty Kurniati kerap diminta untuk memberikan les privat Bahasa Indonesia khususnya oleh para pengusaha Rusia yang akan mengadakan kontak bisnis dengan para pengusaha Indonesia.
“Di masa depan diharapkan kursus Bahasa Indonesia di KBRI Moskow ini akan terus berkembang dan semakin diminati. Tidak hanya bahasa, KBRI Moskow juga akan menambah kegiatan-kegiatan budaya lainnya yang saling menunjang seperti pencak silat dan seni tari serta gamelan.
Selain mempelajari budaya, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang mempraktekkan kemampuan berbahasa Indonesia. Sejumlah kegiatan lain juga akan terus digelar antara lain pemutaran film dan memberikan kuliah tambahan di Institut Negeri-negeri Asia dan Afrika mengenai berbagai isu menarik seperti olahraga, pendidikan dan kebebasan beragama di Indonesia ,” Adi Nugroho menjelaskan dalam siaran pers KBRI Moskow ,Minggu (13/10/2013).

0 komentar:

Posting Komentar