Halaman

Jumat, 13 September 2013

PEMBERONTAK SYRIA PELAKU SERANGAN BOM KIMIA



Akhirnya ketegangan konflik Syria mereda untuk sementara setelah negara-negara yang terlibat dalam konflik -- kecuali negara-negara Arab badui, setuju dengan proposal Rusia untuk menyerahkan senjata kimia pemerintah Syria kepada PBB. Namun seiring dengan itu satu demi satu bukti terkuak, bahwa pelaku serangan senjata kimia di Syria adalah pemberontak.

Kali ini dua orang mantan tawanan pemberontak Syria yang mengungkapkan fakta tentang konspirasi zionis internasional untuk memojokkan Syria dengan isu senjata kimia. Kedua tawanan tersebut, jurnalis Italia Domenico Quirico dan peneliti Belgia Pierre Piccinin, mengaku telah mendengar percakapan para pemberontak tentang keterlibatan mereka dalam serangan senjata kimia yang menewaskan lebih dari seribu warga sipil di berbagai wilayah di luar Damaskus bulan Agustus lalu. Pengakuan tersebut dikatakan keduanya setelah keduanya mendarat di bandara Roma Italia tgl 9 September lalu, mengakhiri penawanan mereka oleh pemberontak Syria yang berlangsung selama 5 bulan lebih.

"Ini adalah kewajiban moral untuk mengatakannya. Pemerintah Bashar al-Assad tidak menggunakan senjata gas sarin atau senjata kimia lainnya di sekitar Damascus,” kata Piccinin dalam wawancara dengan stasion radio "Belgian RTL".

Menurut pengakuan Piccinin, mereka berdua mendengar percakapan antara 3 orang yang berbahasa Inggris menggunakan media "Skype". Ia mendengar salah seorang pemberontak itu mengatakan, "serangan kimia di 2 kawasan di luar Damascus dilakukan oleh pemberontak sebagai provokasi barat untuk melakukan intervensi militer.”

Keduanya mengecam berbagai ancaman yang dikeluarkan Amerika terhadap Syria terkait isu serangan senjata kimia tersebut. Penurut pengakuan Quirico, mereka berdua telah mengalami berbagai penyiksaan selama menjalani penahanan, dipukuli setiap hari dan 2 kali mengalami eksekusi palsu. Keduanya masuk ke Syria dari Lebanon pada tgl 6 April. Pada tgl 9 April keduanya ditangkap pemberontak saat keduanya tengah dalam perjalanan menuju Homs.


Retorika perang Syria mendapatkan momentumnya pada tgl 21 Agustus lalu ketika para pemberontak mengklaim pemerintah telah melakukan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di beberapa kawasan di luar kota Damaskus. Sebanyak lebih dari seribu orang tewas akibat aksi tersebut. Tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintah Syria, juga oleh pemerintah Rusia dan Iran, yang balik menuduh pemberontaklah yang telah melakukan serangan itu. Medai-media utama cenderung menyuarakan tuduhan pemberontak, namun media-media independen sebaliknya gancar mengungkapkan berbagai fakta yang menunjukkan kebohongan tuduhan tersebut.

Atas tuduhan tersebut Amerika mengancam melakukan serangan militer terhadap Syria. Namun ancaman tersebut terhambat oleh opini publik yang berkembang di dalam negeri yang menolak langkah militer terhadap Syria, yang membuat Obama menyerahkan keputusan tersebut kepada Congress. Namun Obama buru-buru meminta Congress untuk menunda keputusan untuk memberi jalan bagi teralisasinya proposal Rusia.

0 komentar:

Posting Komentar