Penulis : Dina Y Sulaeman, magister Hubungan Internasional Unpad, research associate di Global Future Institute | |
Para pendukung jihad di Suriah selalu mengulang-ulang klaim bahwa rakyat Suriah menderita di bahwa Assad dan menginginkan tergulingnya Assad. Bahkan sebagian mereka mengklaim, rakyat Suriah ingin mendirikan khilafah. Pertanyaannya: seberapa banyak ‘rakyat’ yang mereka sebut ini? Apakah mayoritas? Kalau mayoritas, tanpa perlu perang, Assad sudah sejak setahun atau dua tahun lalu bisa ditumbangkan, seperti Mubarak atau Ben Ali. | |
Yang perlu diakui, ADA bagian rakyat Suriah yang tak menginginkan perang. Mungkin mereka memang mencintai Assad, tapi mungkin juga yang mereka cintai adalah negeri dan kehidupan damai mereka selama ini. Mari kita bayangkan bila tiba-tiba saja di Jawa Barat muncul pasukan mujahidin yang ingin memisahkan Jawa Barat dari NKRI. Mereka mengaku memperjuangkan kepentingan rakyat Jabar, tapi yang terjadi justru hancur leburnya gedung-gedung, sekolah, universitas, fasilitas publik, dll (misalnya lho, naudzu billah.. tapi seperti inilah yang terjadi di Suriah). Foto-foto berikut ini membuktikan bahwa ADA rakyat Suriah yang memang tak mendukung aksi jihad. Saat melihat foto-foto Suriah, perhatikan benderanya. Bila orang-orang membawa bendera merah-putih-hitam, itu adalah bendera resmi Suriah dan yang mengibarkannya pastilah pro Assad, atau pro Suriah (sangat mungkin tidak pro Assad tapi mereka tak mau negara mereka dihancurkan milisi bayaran dari luar negeri). Sebaliknya, bila mereka membawa bendera hijau-putih-hitam, artinya mereka ini pendukung terorisme (tentu saja, mereka menyebutnya ‘jihad’, meski itu diwarnai dengan pengeboman di berbagai fasilitas publik termasuk sekolah dan universitas; bom bunuh diri, membantai dan memutilasi para ulama Sunni, antara lain Syekh Buthy dan Syekh Seifeddin, membongkar kuburan sahabat Nabi, serta memakan jantung mayat tentara Suriah). Perlu diketahui, bendera hijau-putih-biru adalah bendera Suriah saat masih dijajah Prancis. Ini foto pendukung pemberontak. (Sangat disayangkan, sebagian pendukung terorisme di Suriah justru mereka yang dulu dibela oleh rezim Assad, misalnya Khaled Meshal dan Ismail Haniyah). ISMAIL HANIYAH (KIRI) KHALED MESHAL DAN PARA ELIT HAMAS KIBARKAN BENDERA PRO-PEMBERONTAK. MAHER ZEIN DALAM KONSER PENGGALANGAN DANA UNTUK FREE SYRIAN ARMY ADNAN AR’OUR, SALAH SATU PEMIMPIN SPIRITUAL PEMBERONTAK, TINGGAL DI SAUDI, DALAM KHUTBAHNYA DIA MENYERU BAHWA ‘ORANG-ORANG ALAWI AKAN DICINCANG DAN DAGINGNYA DIBERIKAN KE ANJING BERNARD HENRY LEVY, TOKOH ZIONIS YANG JADI MAKELAR PERANG LIBYA DAN SYRIA Berikut ini, foto-foto demo pro Assad, perhatikan warna benderanya Berikut ini foto demo warga kota Al Qusayr yang gembira setelah kota mereka dibebaskan oleh tentara Suriah (hampir dua tahun kota ini dijadikan basis suplai senjata dan pasukan dari luar negeri oleh para “mujahidin”) Kalimat berikut ini diungkapkan oleh seorang dokter Suriah, menurut saya jauh lebih tepat menggambarkan apa sebenarnya yang diinginkan rakyat Suriah: “Twenty percent of the people of all Syria love the president too much. And 20 percent may hate the president too much. But the rest, which is 60, loves their country. …They do not want their country to be destroyed… I am with any revolution who change for the better, who changes for democracy. But I do not agree with any revolution who destroy the country.” Dan karena itu, saya mengajak kita semua berpikir ulang dalam menanggapi seruan penggalangan dana untuk mujahidin Suriah. Benarkah mereka mujahidin? Kalaupun benar, apakah mereka memang diinginkan oleh mayoritas rakyat Suriah? Apakah perjuangan mereka membawa maslahat buat mayoritas rakyat Suriah? Sekali lagi, bayangkan bila situasi yang sama terjadi di Indonesia, naudzubillah… Alangkah lebih baiknya bila dana ratusan juta yang konon sudah terkumpul dalam aksi-aksi penggalangan dana Suriah itu disumbangkan untuk sesuatu yang lebih jelas maslahatnya, misalnya pembangunan RS Indonesia di Gaza yang hingga kini masih sangat membutuhkan bantuan dana kita bangsa Indonesia; karena penggagas RS ini (MER-C) bertekad menyelesaikan RS ini dengan murni dana bangsa Indonesia. Musuh kita adalah Zionis, bukan sesama umat Muslim. |
0 komentar:
Posting Komentar