Gambar 1. Kapan ya bisa jalan-jalan di Bulan
Tapi, tahun ini wajah Bulan di mata ilmuwan (dan kita) telah berubah! Emangnya kenapa sih? Si Bulan lagi seneng-senengnya dandan ya makanya wajahnya berubah? Hehe… Bukan itu, tapi pandangan kita bahwa Bulan itu kering ternyata kurang tepat. Dimulai sejak September lalu, dari data Chandrayaan-1, Cassini dan Deep Impact telah ditemukan bukti meyakinkan bahwa terdapat air di permukaan Bulan. Sayang jumlahnya sangat sedikit. Dari satu ton tanah Bulan hanya terdapat satu sendok teh air (ini teh air?). Wah, ini sih lebih kering daripada yang namanya gurun terkering di bumi (yup, tanah gurun di bumi juga mengandung air!). Wajar saja, mengingat Bulan terbombardir oleh sinar matahari tanpa adanya lindungan atmosfer seperti bumi.
Kalau begitu Bulan beneran kering dong? Eittsss… tunggu dulu, ada bagian Bulan yang selalu terlindung oleh sinar matahari. Di mana tuh? Bagian dasar dari kawah-kawah di kutub Bulan tidak pernah mendapat sinar matahari selama milyaran tahun! Sejak lama hipotesa bahwa terdapat air di kawah Bulan beredar. Namun belum ada bukti nyata bahwa air tersebut benar-benar ada.
Pada tanggal 13 November 2009 (atau 14 November 2009 waktu Indonesia), peneliti LCROSS mengumumkan bahwa terdapat air dalam jumlah yang cukup banyak di kawah Bulan. LCROSS, singkatan dari Lunar Crater Observation and Sensing Satellite, merupakan wahana luar angkasa NASA yang ditujukan untuk menghujam Bulan pada tanggal 9 Oktober lalu. Bagaimana cara LCROSS menghujam bulan untuk mendapatkan air? Jadi LCROSS terdiri dari dua bagian, bagian pertama yang disebut Centaur menghujam kawah Cabeus terlebih dahulu dengan kecepatan lebih dari 10.000 km/jam sehingga menimbulkan semburan tanah dan air sebanyak 350 ton dan setinggi 10 km! Kemudian satelit induk LCROSS melewati semburan tanah tadi dan mecoba “mengendus” keberadaan air dengan menggunakan spektrometer.
Gambar 2. Akibat perbuatan LCROSS Centaur
Wah, keren ya! Bukan cuma ilmuwan loh yang merayakannya, bahkan Google pun ikut merayakannya. Perlukah kita merayakannya? Ya! Kita merayakan bahwa satu misteri alam semesta telah terkuak. Masih banyak lagi misteri alam yang menunggu para ilmuwan termasuk kita untuk ditemukan. Jadi, yang semangat belajarnya, hehe..
0 komentar:
Posting Komentar