Pada tahun 1999 Timor Leste mulai merdeka yang didalangi oleh Australia yg dibekingi Amerika Serikat (USA). USA mulai merapat ke Timor leste dengan harapan ada pintu masuk ke Indonesia. USA dan Australia berharap besar dengan negara baru Timor Leste, tapi mereka lupa bahwa Timor Leste adalah Demokratik ( bukan Demokrasi). Meski awalnya Timor Leste sangat berharap akan bantuan Australia tapi sebenarnya itu hanya siasat belaka, karena sesungguhnya haluan Timor Leste adalah Indonesia dan Republik Rakyat Cina (RRC).
Oleh karenanya, sejak Isu Spratlay mulai menghangat, USA dan RRC mulai berebut simpati Indonesia. Hasilnya adalah penempatan Marinir USA ke Australia dan sebagian besar armada USA mulai dipindahkan ke Asia Pasifik.
Dengan meminta bantuan Indonesia, Timor Leste berharap dapat masuk ASEAN, dan celah itu dimanfaatkan Indonesia untuk membujuk semua negara ASEAN agar dapat menerima Timor Leste sebagai anggota baru ASEAN yang tentunya itu tidak gratis alias ada ongkos syarat yang diajukan oleh Indonesia.
Apa syarat yang diajukan oleh Indonesia? Yaitu, jika ada sebuah negara yg ingin membuat pangkalan militer di TI maka Timor Leste maka Timor Leste akan berkonsultasi dahulu dengan Indonesia, jika Indonesia menyetujui maka dapat dilanjutkan, tetapi bila tidak maka tidak boleh ada pangkalan militer asing disana.
Penempatan Marinir USA di Australia tidak semata didiamkan oleh negara sahabat kita. Lebih kurang 2 1/2 bulan sejak Marinir USA dipindahkan ke Australia, RRC dan Rusia sering mengadakan pertemuan diam-diam. Karena politik Indonesia bebas aktif maka pembicaraan dengan pihak Indonesia pun dilakukan hati-hati. India menjadi wakil Rusia, Pakistan menjadi duta RRC utk berbicara dengan Indonesia. Maka ada pertemuan yg tidak dipublikasikan di publik yang menghasilkan Pakta Pertahanan Tidak Langsung atau CIRIP Integral (Cina, Indonesia, Rusia, India dan Pakistan) yang membuat USA dan sekutunya meradang.
Dan Timor Leste pun mulai menunjukkan aksinya yaitu untuk urusan Alutsista mereka berkiblat ke RRC dan Indonesia. Tak ayal USA dan Australia merasa kebakaran jenggot, terlebih RRC minta ijin agar diperkenankan membangun pangkalan militer di Timor Leste. Apa jawaban Timor Leste soal pangkalan militer RRC yang akan ditempatkan di Timor Leste? Timor Leste meminta RRC agar berkonsultasi dengan Indonesia.
Adapun tugas CIRIP adalah apabila terjadi serangan ke negara Pemimpin ASEAN (Indonesia) maka India dan Pakistan akan menjadi penghalang bagi setiap Armada yang akan melewati alur laut mereka dan Armada Rusia akan segera bergerak menghadang di pojok Sumatra serta RRC kebagian menjadi penjaga gawang di ujung Papua dan Timor Leste serta Rusia akan minta kepada Vietnam untuk memasang Kapal Selam mereka diperairan tertentu.
Untuk tujuan CIRIP itulah maka India akan segera meluncurkan Kapal Induk buatan negeri mereka sendiri secepatnya. Dan untuk mengetahui kelemahan Helikopter serang Apache maka saat India membeli heli tersebut dari USA, pihak India menekan USA agar perakitan Apache dilakukan di India dan ternyata itu sukses.
Mengapa vietnam tidak masuk kedalam Pakta Pertahanan Tidak Langsung (CIRIP Integral)? Disitulah kata integral mulai digunakan. Indonesia akan membawahi Vietnam , Laos, Kamboja dan Myanmar. RRC membawahi Korea Utara, Rusia, ya tentunya kita tahu negara yang dekat dengan Rusia di kawasan Eropa itu siapa? Dan dengan kekuatan Rusia maka mau tidak mau akan menarik Thailand dalam CIRIP Integral
Lalu apa hubungannya CIRIP dengan penyadapan pihak USA dan Australia kepada Indonesia? Sebagaimana kita ketahui, TOT ternyata sangat ampuh membuat negara NATO tidak berkutik terhadap Indonesia, justru mereka cenderung saling pelotot-memelototi satu sama lain. Itulah latar belakang penyadapan kepada Indonesia.
Dan agar semua pembaca dapat memahami, kenapa jika beli peralatan tempur , Indonesia selalu beli dengan harga lebih mahal jika dibandingkan negara lain? Karena Indonesia membeli dengan semua kelengkapan terbaiknya, bahkan lebih dari yang seharusnya serta disertai TOT. Jika tidak percaya, lihat harga 8 Helikopter Apache indonesia dgn harga 22 Helikopter Apache india. Sudah sepantasnya rakyat Indonesia mengapresiasi kepemimpinan SBY, diam-diam namun sungguh tak terduga tindakannya, berbanggalah kita karena memiliki pemimpin seperti ini.
0 komentar:
Posting Komentar