Halaman

Kamis, 26 Desember 2013

Misteri Atlantis,Nabi Nuh dan Indonesia.

Misteri Atlantis, Nabi Nuh dan Indonesia. Begitulah menurut Profesor Arysio Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Ini adalah kesimpulan setelah meneliti selama 30 tahun. Sebuah waktu yang tidak sebentar hingga memunculkan kata akhir ini.

Dengan beberapa dugaan kuat, kaitan Atlantis dengan Indonesia yang menurut Prof. A. Santos, Indonesia memenuhi semua dari 53 ciri-cirinya. Selain itu kemungkinan besar juga erat kaitannya dengan peristiwa banjir besar yang terjadi pada masa kenabian Nabi Nuh.

Mengapa sampai kepada dugaan itu ? Apa yang bisa mengarahkan ke sana ?


Prof. A. Santos sendiri dalam bukunya memang tidak menyebutkan kaitan Nabi Nuh dengan Atlantis maupun Indonesia. Bahkan ia nyaris tidak menyinggung Nuh sama sekali. Apalagi yang dibahas dalam buku tersebut lebih banyak merujuk kepada mitologi Yunani, Romawi, Inca Maya Aztec, serta mengkaji dari literatur kitab suci agama Hindu. Adapun kitab Injil, dan rujukan Yahudi berupa Talmud hanya dibahas sedikit, tetapi tidak membahas sama sekali dari Al-Qur’an.

Kembali ke Al-Qur’an, yang memang ada beberapa kali membahas tentang peristiwa Nabi Nuh ini, memang tidak disebutkan penyebab mengapa air bisa naik, banjir plus hujan yang bahkan saking tingginya hingga menyebabkan gunung-gunungpun tersapu air dan tidak bisa dijadikan tempat untuk berlindung.
Melalui pemaparan Prof. A. Santos, disebutkan bahwa peristiwa tenggelamnya benua Atlantis berlangsung sekitar 11600 tahun yang lalu. Peristiwa ini selain menyebabkan Atlantis lenyap, juga membinasakan sekitar 20 juta penduduknya yang saat itu sudah dalam kebudayaan yang modern. Adapun untuk penduduk yang masih bisa selamat, menyelamatkan diri menggunakan perahu. Peristiwa migrasi dengan perahu ini juga digambarkan dalam simbol-simbol suku Mesir kuno, Inca Maya Aztec dan beberapa tradisi kuno.

Karena besarnya peristiwa ini, zaman es pleistosen yang saat itu terjadi selama beberapa ribu tahun menjadi berakhir. Es yang selama itu melingkupi mayoritas permukaan bumi mencair karena tertutup abu. Abu hasil letusan pilar Herkules yang setelah diteliti lebih lanjut secara literal, khususnya karya Plato, menurut Prof. A. Santos adalah gunung Krakatau purba. Adapun pilar Herkules yang lainnya adalah gunung Dempo.

Dahsyatnya letusan Krakatau ini memutuskan pulau Jawa dan Sumatera, meluapkan air yang berada di dekatnya ke angkasa sehingga menimbulkan hujan besar dan badai, menimbulkan tsunami, mencairkan es, dan menaikkan permukaan air laut hingga 200 meter. Akibat langsungnya Atlantis tenggelam sekitar 150-200 meter.

Jika dalam Al-Qur’an, peristiwa nabi Nuh ini disebutkan sebagai ayat atau pertanda untuk semesta alam.

Mungkin sedikit pemaparan ringkas ini kurang pas dan tidak bisa dipahami. Sehingga ada baiknya bila membaca sendiri buku setebal enam ratusan halaman tersebut, serta membandingkan dengan isi Al-Qur’an tentang peristiwa Nabi Nuh tersebut.

Beberapa ciri yang disebutkan oleh Prof. A. Santos dari literatur tulisan Plato adalah Atlantis berada di wilayah tropis dengan suhu hangat, panen padi-padian dua kali setahun, tanahnya sangat subur. Adapun bukti bahwa tenggelamnya hanya di kisaran 200 meter, diyakini oleh Prof. A. Santos dari peta Bathymetri Indonesia yang memiliki perairan dangkal di sekitar pulau-pulaunya khususnya Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Keyakinan Prof. A. Santos akan Indonesia sebagai Atlantis ini menguat setelah terjadinya tsunami besar yang melanda Aceh 26 Desember 2004 lalu. Sayangnya, sebelum ia sempat berkunjung ke Indonesia, keburu meninggal di pertengahan tahun 2005. Untuk membuktikan klaim ini, Prof. A. Santos menyarankan agar melakukan penelitian bawah laut di kedalaman 150-200 meter di perairan Indonesia, khususnya di lautan Jawa.

Bila memang pada akhirnya terbukti Atlantis adalah Indonesia, menurut Prof. A. Santos ini akan mematahkan klaim dunia Barat khususnya Eropa bahwa segala kebudayaan dan kemajuan berasal dari sana. Juga mematahkan teori tumbukan meteor yang menghantam bumi sehingga mengakibatkan terjadinya awal zaman es (padahal Gunung Toba meletus 75 ribu tahun silam), serta menyebabkan zaman es berakhir (padahal Gunung Krakatau yang meletus).

Dengan demikian teori-teori yang berlaku di dunia pendidikan harus segera direvisi, bahkan termasuk teori evolusi yang diangkat oleh Darwin ditentang habis-habisan oleh Prof. A. Santos. Ia juga menyayangkan terpisahnya kajian dunia agama dengan dunia pengetahuan, padahal erat kaitannya.
Kehancuran
Benua ATALANTIS ini hilang di karenakan tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi,hingga mngakibatkhn daratan ATLANTIS ini tenggelam hingga mencapai dasar laut… terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di selat sunda…
Keberadaan Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun lalu masih menjadi misteri.Namun, ada satu dokumen yang menyebut Indonesia merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya.Benarkah?
ATLANTIS adalah legenda,Atlantis adalah misteri, dan Atlantis selalu mengundang pertanyaan. Benua yang disebut sebagai taman eden atau surga itu diyakini menjadi pusat peradaban dunia pada zaman es.
Meskipun manusia sudah mencari sisasisa keberadaan kota ini selama ratusan tahun dan lebih dari 5.000 buku mengenai Atlantis diterbitkan, tidak ada satu pun yang bisa memastikan di mana sebenarnya Atlantis berada dan benarkah Atlantis itu memang ada atau hanya dongeng yang dikisahkan filsufYunani,Plato. Ratusan ekspedisi yang menjelajahi Siprus,Afrika, Laut Mediterania, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia hingga Mesir untuk mencari jejak Atlantis pun belum memperoleh bukti valid di mana surga Atlantis berada.
Setelah puluhan wilayah sebelumnya tidak juga memberi bukti valid,Indonesia kini disebutsebut sebagai tempat Atlantis sesungguhnya,sebuah surga dunia yang tenggelam dalam waktu sehari semalam. Di antara begitu banyak pakar yang meyakini Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio Santos. Geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil ini melakukan penelitian selama 30 tahun untuk meneliti keberadaan Atlantis. Lewat bukunya, Atlantis: The Lost Continent Finally Found, Santos memberikan sejumlah paparan serta analisisnya. Santos menelusur lokasi Atlantis berdasarkan pendekatan ilmu geologi, astronomi,paleontologi,arkeologi, linguistik, etnologi, dan comparative mythology.
Santos meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar. Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.
Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70% spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru. “Kemungkinan besar dua atau tiga spesies manusia seperti ‘hobbit’ yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah dalam waktu yang hampir sama,”tulis Santos. Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia.
Berdasarkan cerita Plato, Atlantis merupakan negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.Dasar inilah yang menjadi salah satu teori Santos mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia. Perlu dicatat bahwa Atlantis berjaya saat sebagian besar dunia masih diselimuti es di mana temperatur bumi kala itu diperkirakan lebih dingin 15 derajat Celsius daripada sekarang. Wilayah yang bermandi sinar matahari sepanjang waktu pastilah berada di garis khatulistiwa dan Indonesia memiliki prasyarat untuk itu. Dalam cerita yang dituturkan Plato, Atlantis juga digambarkan menjadi pusat peradaban dunia dari budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, bahasa, dan lainlain.
Plato juga menceritakan negara Atlantis yang kaya dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju. Merujuk cerita Plato, wilayah Atlantis haruslah berada di daerah yang diyakini beriklim tropis yang memungkinkan adanya banyak bahan mineral dan pertanian yang maju karena sistem bercocok tanam yang maju hanya akan tumbuh di daerah yang didukung iklim yang tepat seperti iklim tropis.Kekayaan Indonesia termasuk rempah-rempah menjadi kemungkinan lain akan keberadaan Atlantis di wilayah Nusantara ini. Kemasyhuran Indonesia sebagai surga rempah dan mineral bahkan kemudian dicari-cari Dunia Barat.
Menurut Santos,pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika.Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika,Samudra Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.
Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis? Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban.Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.
“Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora,seperti antropologi,sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,” tulis Santos dalam bukunya. Selain Santos,banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna,Riau.
Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsabangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia. Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang. Yang menarik, 80% dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti .
Pakar Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ProfWahyu Hantoro mengatakan analisa Santos masih berupa hipotesa. Wahyu juga menilai pelu dijelaskan lebih lanjut kategorisasi jenis kebuayaan tinggi yang ada pada zaman Atlantis serta gelombang setinggi apa yang bisa membuat Paparan Sunda terbelah.

Dua puluh empat syarat menjadi Atlantis, mungkinkah Indonesia?

ATLANTIS

Di bawah ini saya kutipkan 24 syarat Atlantis (di mana saja di seluruh dunia) hasil kesepakatan para peneliti Atlantis dari 15 negara yang berkumpul di Pulau Milos, Yunani, dari 11 hingga 13 Juli 2005. Mereka bertukar pikiran mengenai keberadaan Benua Atlantis.

Selama konferensi dengan judul “Hipotesis Atlantis – Mencari Benua yang Hilang”, para spesialis dalam bidang arkeologi, geologi, volkanologi dan ilmu-ilmu lain memperesentasikan pandangannya tentang keberadaan Atlantis, waktu menghilangnya, penyebabnya, dan kebudayaannya.

Para ilmuwan menduga bahwa bencana yang dimaksud adalah Tsunami dan gempa bumi akibat meletus'nya gunung berapi. Seorang Brasil Profesor Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya berjudul “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization” yang menyatakan bahwa Atlantis adalah Indonesia. apakah dengan pendapat dari proffesor brasil itu Keberadaan Atlantis Terkuak di Indonesia ????

Ada 24 syarat Atlantis (di mana saja di seluruh dunia) hasil kesepakatan para peneliti Atlantis dari 15 negara yang berkumpul di Pulau Milos, Yunani, dari 11 hingga 13 Juli 2005. Mereka bertukar pikiran mengenai keberadaan Benua Atlantis, peserta konferensi akhirnya setuju pada 24 kriteria yang secara geografis harus memenuhi persyaratan keberadaan lokasi Atlantis, yaitu:


1. Metropolis Atlantis harus terletak di suatu tempat yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada.

2. Metropolis Atlantis harus mempunyai morfologi yang jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat.

3. Atlantis harus berada di luar Pilar-pilar Hercules.

4. Metropolis Atlantis lebih besar dari Libya dan Anatolia, dan Timur Tengah dan Sinai (gabungan).

5. Atlantis harus pernah dihuni oleh masyarakat maju/beradab/cerdas (literate population) dengan ketrampilan dalam bidang metalurgi dan navigasi.

6. Metropolis Atlantis harus secara rutin dapat dicapai melalui laut dari Athena.

7. Pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam situasi perang dengan Athena.

8. Metropolis Atlantis harus mengalami penderitaan dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan (unprecedented proportions).

9. Metropolis Atlantis harus tenggelam seluruhnya atau sebagian di bawah air.

10. Waktu kehancuran Metropolis Atlantis adalah 9000 tahun Mesir, sebelum abad ke-6 SM.

11. Bagian dari Atlantis berada sejauh 50 stadia (7,5 km) dari kota.

12. Atlantis padat penduduk yang cukup untuk mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal, 1.200.000 pasukan)

13. Ciri agama penduduk Atlantis adalah mengurbankan banteng-banteng.

14. Kehancuran Atlantis dibarengi oleh adanya gempa bumi.

15. Setelah kehancuran Atlantis, jalur pelayaran tertutup.

16. Gajah-gajah hidup di Atlantis.

17. Tidak mungkin terjadi proses-proses selain proses-proses fisik atau geologis yang menyebabkan kehancuran Atlantis.

18. Banyak mata air panas dan dingin, dengan kandungan endapan mineral, terdapat di Atlantis.

19. Atlantis terletak di dataran pantai berukuran 2000 X 3000 stadia, dikelilingi oleh pegunungan yang langsung berbatasan dengan laut.

20. Atlantis menguasai negara-negara lain pada zamannya.

21. Angin di Atlantis berhembus dari arah utara (hanya terjadi di belahan bumi utara)

22. Batuan Atlantis terdiri dari bermacam warna: hitam, putih, dan merah.

23. Banyak saluran-saluran irigasi dibuat di Atlantis.

24. Setiap 5 dan 6 tahun sekali, penduduk Atlantis berkurban banteng.
Atlantis 0001 Atlantis found in Spain

'Perahu Nabi Nuh' Penyelamat 56 Korban Tsunami di Aceh

Banda Aceh - Pagi itu, Minggu 26 Desember 2004. Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 07.30 WIB saat Fauziah bersama buah hatinya yang masih berusia lima bulan berada di dalam rumah. Tiba-tiba bumi bergoyang hebat dan tak lama berselang, anak keduanya yang saat itu sedang berada di pelabuhan lari pulang ke rumah.

"Mak air laut naik, air laut naik," kata anak laki-laki kedua Fauziah kala itu.

Seketika, ia mengambil anaknya yang masih kecil untuk menyelamatkan diri ke rumah tetangga yang berjarak sekitar 30 meter. Rumah itu berlantai dua milik H. Misbah. Ia bersama kelima anaknya lari sekuat tenaga menuju rumah tersebut. Di sana, sudah ada beberapa warga yang juga ingin menyelamatkan diri.

Belum sampai ia mencapai lantai dua, air laut sudah memenuhi lantai satu rumah. Ia tetap berusaha untuk naik ke lantai dua rumah dan tak lama berselang air sudah mencapai leher Fauziah. Bayi perempuan berusia lima bulan itu ia angkat setinggi mungkin sehingga tidak tenggelam dalam air.

"Kemudian anak laki-laki saya membuka atap rumah tetangga itu dengan kaki. Saya tidak tahu bagaimana ia bisa membuka atap rumah itu," jelas Fauziah saat ditemui detikcom di rumahnya Lampulo, Banda Aceh, Rabu (25/12/2013). 

Saat tsunami, Fauziah tinggal di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Sejurus kemudian, ia melihat sebuah boat nelayan (perahu) berukuran besar ikut terbawa air bersama puing-puing bangunan lainnya. 

'Perahu Nabi Nuh' itu tiba-tiba berlabuh di atas rumah tempat Fauziah menyelamatkan diri. Tak menunggu lama, Fauziah langsung melompat ke dalam perahu bersama kelima anaknya dan sejumlah warga lainnya.
Bukan hanya menyelamatkan diri, Fauziah bersama warga lainnya juga ikut menyelamatkan warga lainnya yang terbawa air. "Banyak sekali warga yang hanyut kami tarik ke dalam perahu. Ada 56 orang yang selamat dalam perahu itu," kenang Fauziah.

Selama berada di dalam perahu, ia berkali-kali berusaha menenangkan buah hatinya yang masih kecil. Meski tidak rewel, ia tetap khawatir dengan kondisi anaknya. Di dalam perahu itu pula, Fauziah sempat membuat ayunan untuk sang buah hati. Fauziah bersama warga lainnya baru beranjak turun dari perahu sekitar pukul 16.00 WIB sore. Saat itu, air masih setinggi pinggang orang dewasa.

Sambil menggendong anaknya yang masih kecil, Fauziah bersama empat anaknya yang lain kemudian memutuskan untuk menuju ke pusat kota. Saat itu, di Lampulo, Banda Aceh hanya terlihat lautan luas dengan gelombang besar. Rumah-rumah warga tak banyak yang tersisa di sana. Hal itu disebabkan letak laut dengan rumah Fauziah sebelum tsunami hanya berjarak sekitar satu kilometer.

"Yang ada di pikiran saya saat air laut naik adalah sudah kiamat. Suami saya hingga saat ini belum ditemukan," kenang Fauziah.

Usai gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter menghentakkan bumi Serambi Mekkah, sejumlah bangunan di pusat Kota Banda Aceh runtuh. Warga yang mengetahui adanya reruntuhan bangunan tersebut ramai-ramai menyaksikannya. Salah satunya adalah suami Fauziah. 

"Belum lama suami saya pergi, tiba-tiba air sudah naik," kenang Fauziah.


Fauziah bercerita, 'Perahu Nabi Nuh' yang menyelamatkan mereka sebenarnya merupakan perahu rusak yang sedang diperbaiki. Perahu milik nelayan itu sebelumnya berada sekitar satu kilometer dari pelabuhan.
"Itulah kuasa Allah. Perahu sebesar ini bisa berlabuh di atas rumah," ungkapnya dengan nada terharu.

Saat perahu berlabuh di atas rumah, di dalamnya terdapat seorang nelayan yang sedang terlelap tidur. Nelayan itu tidak sadar kala perahunya berpindah dari pelabuhan ke atas rumah warga. Ketika terbangun, nelayan itu seketika panik dan hendak melompat ke bawah. Warga berusaha menenangkan sang nelayan agar tidak turun ke bawah kapal.

"Ia (nelayan) tidak sadar kapalnya terbawa karena saat tidur di laut kan biasa ada gelombang-
gelombang. Akhirnya ia turun bersama kami sekitar jam 16.00 WIB," ujar Fauziah.

Kesaksian hampir sama juga diungkapkan Mujiburrizal, salah seorang warga Lampulo lainnya. Usai gempa, ia bersama warga lainnya berdiri di depan lorong untuk mengantisipasi gempa susulan. Tiba-tiba, dari kejauhan ia melihat air hitam pekat sedang menuju ke arah daratan. Ia kemudian lari untuk menyelamatkan diri ke sebuah rumah berlantai dua milik H. Misbah. Di sana sudah ada beberapa warga yang juga ingin menyelamatkan diri. 

"Keadaan saat itu sudah tidak karuan lagi, begitu panik dan menegangkan," kata Mujiburrizal.

Tak lama kemudian, Mujiburrizal keluar menuju teras lantai dua rumah tersebut. Dari sana ia melihat mobil, rumah, pepohonan dan manusia hanyut bersama air hitam pekat. Ia akhirnya memilih untuk naik ke atas atap rumah untuk menyelamatkan diri dan tiba-tiba sebuah perahu berwarna hitam datang menuju ke rumah tersebut. Ia panik karena seolah-olah perahu itu hendak menabrak rumah. 

"Rupanya kapal itu menabrak bagian samping rumah, kami pikir kapal ini memang sengaja ingin menolong kami," ungkapnya.
Tak menunggu lama, ia bersama puluhan warga lainnya akhirnya naik ke dalam kapal dengan menggunakan tali dan ada juga memilih cara melompat. "Sepertinya Allah sengaja mengirimkan perahu itu untuk menolong kami. Subhanallah," kenangnya. 

Kini, kisah warga yang selamat di atas 'Perahu Nabi Nuh' itu ditulis dalam sebuah buku saku berjudul Mereka Bersaksi. Di dalam buku itu terdapat 10 dari 56 kesaksian korban selamat di atas kapal tersebut. Buku itu dibagi gratis kepada warga yang berkunjung ke monumen kapal di atas rumah.

Sementara itu, salah seorang pemandu kapal di atas rumah, Salmi Hardianti, mengungkapkan, banyak turis asing dari berbagai belahan dunia berkunjung ke kapal di atas rumah untuk melihat langsung kekuasaan Allah. Mereka yang datang rata-rata penasaran dengan letak kapal tersebut.

"Mereka yang datang rata-rata penasaran kenapa kapal itu bisa di atas rumah," kata perempuan kelahiran 22 tahun silam itu.

Saban hari, puluhan pengunjung memadati objek wisata ini. Turis yang melancong ke sini rata-rata berasal dari Malaysia. Mereka datang untuk mendengarkan langsung kisah heroik saat orang-orang menyelamatkan diri ke atas kapal. Selain itu, mereka juga datang untuk memberi sumbangan kepada anak yatim piatu. 

Setelah sembilan tahun tsunami menerjang Aceh yang menyebabkan ratusan ribu meninggal, kapal di atas rumah terus dilakukan renovasi untuk menarik pengunjung. Dalam sehari pengunjung yang datang mencapai 50 orang sedangkan untuk hari libur mencapai 200 orang. 

Untuk pengunjung yang datang, pihak pengelola kini juga menyediakan sertifikat bukti berkunjung.

"Di sertifikat itu tertera nomor ke berapa ia berkujung ke sini. Sertifikat hanya baru ada di kapal ini. Objek wisata lain belum ada," ungkap Salmi.

Bukan itu saja, di lokasi wisata ini juga ada sebuah kios kecil yang menyediakan aneka sovenir khas Aceh. Selain mengetahui sejarah kapal di atas rumah, pengunjung yang hadir juga bisa membawa oleh-oleh khas Aceh ke kampung halamannya.